Paling kesal kalau kita mencoba mengingat sesuatu, dan hal tersebut
seolah sudah berkelebat dalam ingatan, namun tak berhasil kita
ungkapkan. Kalau sudah begini, coba kepalkan tangan Anda.
Menurut peneliti dari Montclair State University, mengepalkan tangan kanan
selama 90 detik bisa memperbaiki formasi memori, sedangkan mengepalkan
tangan kiri selama 90 detik bisa membantu mengembalikan memori. Tindakan
mengepalkan tangan ini mengaktifkan pusat-pusat memori tertentu di
dalam otak kita.
"Mengepalkan tangan kanan segera sebelum memelajari
informasi, dan mengepalkan tangan kiri sebelum mengingatnya, akan
membantu memperbaiki memori," ujar Dr Ruth Propper, yang menyusun
penelitian ini.
Timnya menguji kemampuan 50 orang dewasa dalam
mengingat kata-kata dari sebuah daftar yang panjang. Responden dibagi
menjadi lima kelompok: kelompok pertama yang mengepalkan tangan kanan
selama 90 detik sebelum mengingat daftar kata-kata, kemudian
mengepalkannya kembali sebelum mengumpulkan kata-kata itu kembali.
Kelompok kedua melakukan hal yang sama, namun dengan tangan kiri.
Kelompok
ketiga dan keempat mengepalkan satu tangan ketika memelajari kata-kata,
dan mengepalkan tangan yang lain sebelum mengingatnya, dan kelompok
kelima tidak mengepalkan tangan sama sekali.
Terlihat, kelompok
yang mengepalkan tangan kanannya ketika memelajari daftar kata-kata
tersebut, dan mengepalkan lagi tangan kirinya ketika diminta mengingat
kembali kata-kata tersebut, menunjukkan hasil terbaik. Dr Propper pun
menyimpulkan bahwa gerakan tubuh yang sederhana bisa mengubah cara otak
berfungsi.
Dalam penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya,
mengepalkan tangan kiri mengaktifkan sisi kanan pada otak, sedangkan
mengepalkan tangan kanan mengaktifkan otak kiri. Pada dasarnya memori
menggunakan kedua sisi pada otak: bagian kanan untuk mengingat kembali
memori, dan yang kiri untuk menyandikan memori. Oleh karena itu,
peneliti ingin menguji apakah mengaktifkan setiap sisi bisa membantu
menajamkan memori.
Meski begitu, studi ini dinilai tidak cukup
akurat untuk menggambarkan kesimpulan semacam itu. Olivier Piguet,
peneliti utama dari Neuroscience Research Australia, mengatakan bahwa
prinsip-prinsip yang mendasari studi ini memang menarik. Yaitu bahwa
dengan mendukung aktivasi bagian otak tertentu kita bisa membantu
mendukung aktivitas kognitif yang lain.
"Namun aktivasi otak yang
berkaitan dengan tangan yang mengepal agak terpisah dari bagian otak
yang terlibat selama memelajari kata-kata. Koneksi langsung antara dua
bagian inilah yang bagi saya tampak tidak mungkin," jelasnya,
Selain
itu, studi hanya menyebutkan bahwa responden terdiri atas orang dewasa
sehat berusia 18-84 tahun, dan kebanyakan perempuan. Tidak diuraikan
apakah setiap grup terdiri atas orang-orang dari berbagai usia (yang
dalam hal ini merupakan variabel penting). Mengingat daftar kata-kata
adalah kemampuan yang paling baik dilakukan di usia akhir belasan tahun
atau awal 20-an, dan cenderung menurun secara konsisten seiring
bertambahnya usia.
No comments:
Post a Comment